(Jakarta, ISC): Di era digital yang semakin maju, masalah keamanan cyber menjadi semakin krusial, namun sayangnya sering tidak mendapat perhatian yang cukup. Padahal, sistem cyber yang aman sangat penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari yang kini sangat bergantung pada teknologi informasi.
Demikian hal yang naik kepermukaan dalam diskusi pemaparan Artificial Intellegence (AI), Cyber Security, Geocybernetics, dan Silaturahmi Pengurus ISC dengan Ketum IKAL, di Sekretariat IKAL Strategic Center (ISC), Jakarta, (05/Juni/2024). Dalam kesempatan ini hadir dari jajaran pengurus DPP IKAL-Lemhannnas antara lain adalah Ketua Umum DPP IKAL-Lemhanan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Wakil Ketum I Dr. Ir. Mustafa Abubakar, M.Si, dan Sekretaris Jenderal Marsdya TNI (Purn) Daryatmo, S.IP.
Dari jajaran ISC adalah Ketua ISC Prof. Dr. derSoz. Gumilar Rusliwa Somantri, Wakil Ketua I ISC Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, MSi., MSc,. Ph.D., Sekretaris ISC Laksda TNI (Purn) Dr. Surya Wiranto, SH, MH., Wakil Sekretaris ISC Dr. Dra. Nieta Hidayani, MBA, MM., Wakil Bendahara ISC Masbukhin, ST., Ketua Bidang Ekonomi ISC Prof, Dr. Paul Soetopo Tjondronegoro, MA., MPE, dan Ketua Bidang Hukum dan HAM ISC Irjen Pol. (Purn) Drs. Bekto Suprapto. Sedangkan pemapar makalah yang pakar dari ISC adalah Prof. Dr. Ir Teddy Mantoro, MSc., PhD, SMIEE, dan Dr. Pratama Dahlian Persadha, S.Sos. MM.
Dalam kesempatan ini selanjutannya Ketua Umum DPP IKAL-Lemhanan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengingatkan bahwa pelatihan rutin dan up-to-date membantu individu dan organisasi tetap waspada dan siap menghadapi ancaman baru. “Workshop, seminar, dan simulasi serangan siber bisa menjadi metode efektif dalam meningkatkan keterampilan dan kesadaran tentang keamanan cyber,” ujar Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar.
Sementara itu dalam pemaparannya, Dr. Pratama Dahlian Persadha, S.Sos. MM mengingatkan bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, ancaman keamanan juga semakin kompleks dan beragam. “Serangan siber tidak hanya menyasar data pribadi, tetapi juga mengancam infrastruktur kritis seperti sistem perbankan, kesehatan, dan sektor-sektor vital lainnya. Ketidakmampuan mengamankan sistem cyber bisa berakibat fatal, mulai dari kerugian finansial hingga ancaman terhadap keamanan nasional,” tegas Dr. Pratama Dahlian
Menurut Pratama Dahlian, salah satu penyebab utama rendahnya prioritas pada keamanan cyber adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman. Banyak individu dan organisasi yang masih berpikir mereka tidak akan menjadi target serangan atau merasa langkah-langkah keamanan yang ada sudah cukup. Pandangan ini sering keliru dan membuat mereka rentan terhadap berbagai ancaman cyber.
Merespon apresiasi ini Ketua ISC Prof. Dr. derSoz. Gumilar Rusliwa Somantri, menekankan pentingnya edukasi dalam meningkatkan kesadaran dan ketahanan cyber. “Pendidikan tentang keamanan cyber harus dimulai sejak dinibaik di kampus, maupun tempat kerja. Kurikulum yang mencakup dasar-dasar keamanan cyber perlu disusun agar setiap individu memiliki pengetahuan dasar tentang cara melindungi data pribadi dan mengenali tanda-tanda ancaman siber,” jelas Ketua ISC Prof. Gumilar.
Membangun budaya keamanan yang kuat dalam organisasi juga sangat penting. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap keamanan cyber harus ditanamkan pada setiap level organisasi, mulai dari manajemen atas hingga karyawan paling bawah. Kampanye internal, pelatihan rutin, dan insentif bagi mereka yang menjaga standar keamanan dapat membantu membangun budaya ini.
Selanjutnya pada bagian lain, Prof. Dr. Ir Teddy Mantoro, MSc., PhD, SMIEE menyampaikan pemaparan mengenai Artificial Intelligence (AI). Prof. Teddy menegaskan bahwa AI sangat diperlukan bagi para pemimpin masa kini. Menurut Prof. Teddy, AI memainkan peran sentral dalam berbagai aspek penting kepemimpinan modern. “AI memberikan wawasan mendalam tentang data, mempercepat, dan memperbaiki pengambilan keputusan,” jelasnya.
Prof. Teddy juga menyebutkan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas, sehingga memungkinkan para pemimpin untuk lebih fokus pada inovasi dan kepemimpinan. “Dengan demikian, pemimpin dapat lebih menekankan pada pengembangan strategi inovatif dan meningkatkan kualitas kepemimpinan mereka,” imbuhnya.
Dalam bagian akhir acara ini Ketua Umum DPP IKAL, Jenderal TNI (Purn) Agum mengajak ISC untuk aktif dalam mempromosikan hasil kajian-kajiannya. Jenderal TNI (Purn) Agum menjelaskan, “Termasuk evaluasi kritis yang membangun. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan yang terstruktur.”
ISC terkenal dengan kajian-kajiannya yang komprehensif dan terstruktur, mencakup pemikiran kritis dan solusi-solusi yang membangun. ISC juga secara aktif menyebarkan hasil kajiannya melalui berbagai media dan platform, seperti seminar, konferensi, publikasi, dan media sosial. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat tentang isu-isu strategis dan konstitusi. (Humas ISC)