ISC Paparkan Hasil Kajian Ketahanan Pangan dan Pendidikan di Hadapan Ketua Umum IKAL Lemhannas, Jenderal (Purn) Agum Gumelar

 (Jakarta, ISC):  IKAL Strategic Center (ISC),  ,menggelar presentasi hasil penelitian dan kajian strategis di hadapan Ketua Umum DPP IKAL Lemhannas, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, beserta jajaran pengurus, pada hari Senin, 4 November 2024. Acara ini diadakan sebagai upaya ISC untuk memberikan masukan yang komprehensif kepada pemerintah terkait empat bidang penting, yakni Ketahanan Pangan, Kesehatan, Pendidikan, dan Transportasi dan Logistik Nasional (Translognas).

Presentasi yang berlangsung pada Senin pagi tersebut dihadiri pula oleh Ketua ISC, Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri dan jajarannya, juga beserta sejumlah anggota tim kajian ISC. Selain Ketua Umum DPP IKAL Lemhannas dan jajarannnya. Dalam kesempatan ini, ISC memfokuskan pembahasan pada bidang Ketahanan Pangan dan Pendidikan, sementara kajian untuk bidang Kesehatan dan Translognas dijadwalkan akan disampaikan pekan depan.

Hasil kajian tersebut rencananya akan diserahkan sebagai rekomendasi kebijakan kepada Presiden Prabowo Subianto,  untuk mendukung perumusan strategi yang lebih efektif dalam menangani isu-isu krusial ini.

 

Ketahanan Pangan di Tengah Tantangan Kemiskinan

 

Dalam paparannya, Prof. Dr. Paul Soetopo Tjokronegoro, MA, MPE, yang memimpin kajian di bidang Ketahanan Pangan, mengungkapkan kekhawatiran atas tingginya tingkat kerentanan pangan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa angka kemiskinan yang masih tinggi menjadi salah satu penyebab utama masyarakat tidak mampu mengakses pangan bergizi. Berdasarkan data kajian, sekitar 25 juta penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, yang berdampak langsung pada daya beli mereka terhadap makanan sehat.

 

“Daya beli masyarakat miskin yang rendah menyebabkan mereka kesulitan memperoleh pangan bergizi yang cukup. Akibatnya, banyak keluarga miskin hanya mampu mengonsumsi makanan murah namun kurang bergizi, yang berdampak pada kesehatan dan gizi anak-anak, terutama dalam bentuk stunting,” papar Prof. Dr. Paul Soetopo.

Menurutnya, ketahanan pangan yang meliputi ketersediaan, keterjangkauan, dan akses terhadap pangan berkualitas, terancam jika masyarakat tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk membeli makanan yang sehat dan bergizi. Kondisi ini, lanjutnya, memerlukan intervensi yang menyeluruh agar ketahanan pangan nasional dapat terjaga di tengah ancaman kemiskinan.

 

Pendidikan: Ketimpangan Akses di Daerah Tertinggal

 

Di bidang Pendidikan, Dr. Dra. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, MSi. yang memimpin kajian Pendidikan, memaparkan bahwa ketimpangan dalam akses pendidikan masih menjadi masalah besar yang memperburuk kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Indonesia. Anak-anak dari keluarga kurang mampu, khususnya di daerah terpencil dan tertinggal, seringkali tidak memiliki akses ke pendidikan yang memadai.

Berdasarkan hasil kajian ISC, fasilitas pendidikan di kota-kota besar cenderung lebih lengkap dan berkualitas dibandingkan dengan di daerah tertinggal. Kondisi ini diperburuk dengan minimnya tenaga pengajar yang kompeten di daerah-daerah terpencil, sehingga anak-anak di wilayah tersebut tidak memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan anak-anak di kota.

“Ketimpangan ini menyebabkan anak-anak di daerah sulit bersaing dengan anak-anak di kota, yang berdampak pada kesenjangan kesempatan kerja dan kemampuan ekonomi di masa depan,” ungkap Dr. Dra. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, MSi dalam paparannya.

Ia menegaskan bahwa ketidaksetaraan akses pendidikan ini harus segera diatasi agar anak-anak di seluruh pelosok negeri memiliki kesempatan yang sama dalam meraih pendidikan berkualitas. ISC merekomendasikan agar pemerintah fokus pada pemerataan fasilitas pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pengajar di seluruh wilayah, terutama di daerah-daerah yang selama ini tertinggal.

 

Rekomendasi ISC untuk Pemerintah

 

Dalam pertemuan ini, ISC menyampaikan sejumlah rekomendasi kebijakan kepada pemerintah sebagai hasil kajian komprehensif di bidang Ketahanan Pangan dan Pendidikan. Rekomendasi tersebut meliputi program-program untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pangan bergizi, serta strategi pemerataan pendidikan yang berfokus pada peningkatan infrastruktur dan kualitas pengajar di wilayah terpencil.

Sementara itu menurut Ketua ISC, Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, hasil kajian dan rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi pijakan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kajian ISC yang mencakup empat bidang ini diharapkan dapat memperkuat kebijakan nasional demi tercapainya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

“Dengan rencana untuk menyampaikan hasil kajian ini kepada Presiden Prabowo Subianto, ISC berharap agar langkah-langkah konkret segera diambil untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi bangsa,” imbuh Ketua ISC Prof. Dr. der. Soz. Gumilar Rusliwa Somantri. * (Humas ISC)

 
 
 
 
 
 
 

 

0Shares