(Jakarta –ISC): Wakil Ketua III ISC Komjen Pol (Purn) Komjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Ito Sumardi, DS., SH., MH., MBA., MM mengingatkan bahwa perpindahan ibu kota adalah proyek yang kompleks dan berisiko tinggi. Dari itu, menurut Komjen Pol (Purn) Dr. Drs. Ito Sumardi, untuk memastikan keberhasilannya maka pemerintah perlu mempertimbangkan semua faktor yang relevan, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, dan memiliki rencana yang matang serta transparan.
Hal tersebut disampaikan Komjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Ito Sumardi, ketika menjadi pembicara dalam Diskusi Publik, “Pembangunan IKN: No Turning BaCK?”, di Sekretariat ISC, Jakarta, 19 Oktober 2023. Selain Dr. Ito Sumardi, dalam diskusi publik yang diselenggarkan IKAL Strategic Center (ISC) antara lain Agus Pambagio Steks. MIM, CPN (Managing Partner PH & H Public Policy Interest Group), dan Dr. Drs. Thomas Umbu Pati, MSi (Deputi Bidang Pengendalian OIKN).
Selanjutnya Komjen Pol. (Purn) Dr. Drs. Ito Sumardi menjelaskan bahwa perpindahan ibu kota juga bisa gagal sebagaimana pernah terjadi Myamar. Kemudian mantan Duta Besar untuk Myamar (2013-2018) ini menceritakan perpindahan ibu kota di Myanmar yang gagal. Diceritakan olehnya soal kegagalan itu bahwa perpindahan ibu kota di Myanmar adalah proyek besar yang dimulai pada tahun 2005 dengan tujuan untuk memindahkan ibu kota negara dari Yangon ke Naypyidaw, sebuah kota yang baru dibangun di wilayah tengah negara. “Namun proyek ini gagal menghadapi sejumlah tantangan,” jelas Ito.
Diterangkan olehnya bahwa faktor kegagalan juga datang dari faktor isolasi geografis dan gangguan politik. Menurut Ito, gangguan politik bisa menjadi hambatan serius dalam perpindahan ibu kota. “Konflik politik, perubahan pemerintahan, atau ketidakstabilan politik lainnya dapat mengganggu proses perpindahan dan menghambat pembangunan infrastruktur yang diperlukan,” jelas Ito seraya menekankan bahwa dengan meminimalkan gangguan politik dan mengatasi tantangan isolasi geografis, perpindahan ibu kota dapat menjadi lebih lancar dan berhasil.
Sementara itu pembicara selanjutnya, Agus Pambagio menoroti peroindahan ibu kota dalam perspektif infrastruktur. Pengamat kebijakan publik menjelaskan bahwa infrastruktur yang baik sangat penting dalam proses perpindahan ibu kota. “Ini mencakup jaringan jalan, transportasi publik, bandara, dan layanan dasar seperti air dan listrik,” alumni Graduate School of Engineering & Applied Science di the George Washington University di Washington DC ini.
Selain itu Agus Pambagio juga mengingatkan bahwa penting pula untuk melibatkan masyarakat dalam proses perpindahan ibu kota. “Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memberikan masukan mengenai rencana perpindahan,” mantan. penasehat senior Menteri LHK ini.
Sedangkan pembicara berikutnya, Dr. Drs. Thomas Umbu Pati, MSi, menjelaskan bahwa pemindahan ibu kota adalah proyek yang membutuhkan investasi finansial yang signifikan untuk membangun infrastruktur dan fasilitas baru.
“Oleh karena itu, penting untuk keterlibatan publik yang cukup. Partisipasi publik yang baik dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan penting pula untuk mendapatkan dukungan masyarakat,” Dr. Thomas Umbu Pati seraya menekankan bahwa keterlibatan warga negara, pemangku kepentingan, dan pihak terkait dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek dapat mengurangi ketidakpuasan dan penolakan. (Humas ISC)